beritacyber.com |
Mengurai
proses marketing yang diterapkan
Tukul dan timnya hingga memiliki brand
besar, Hermawan Kartajaya melihatnya sebagai new wave marketing:
Tukul
tidak hanya memperhatikan needs and wants,
expectation and perception, tapi juga
anxiety and desire penonton. Dengan
mengetahui anxiety and desire, Tukul
tidak hanya bisa membuat penonton tersenyum, tapi juga tertawa
terpingkal-pingkal karena mendengar lawakan yang tidak pernah terpikirkan oleh
penonton.
Ketika
Tukul telah menguasai anxiety and desire,
kreatifitas menjadi kunci selanjutnya. Dengan tetap berpegang pada konten,
Tukul mengembangkan lawakannya sesuai dengan suasana audience. Tukul menciptakan co-creation
bagi penonton, menciptakan package
yang sesuai karena tidak semua lawakan sesuai untuk segala suasana.
Dari product ke customer ke human spirit,
lawakan Tukul bersifat jujur, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Human spirit dikedepankan tanpa harus
meng-create lawakan super. Ketika human spirit tersentuh, setiap orang
akan dapat menerima lawakannya, terlepas dari dianggap lucu atau serius.
Marketeers edisi Oktober 2012, hal. 78
No comments:
Post a Comment