Laman

October 15, 2012

Peradaban Baru AirAsia

www.flightglobal.com
AirAsia menerapkan currency, salah satu 4C dalam new wave marketing mix, sebagai pengganti price pada 4P legacy marketing mix. Perbedaannya, price ditentukan dengan pendekatan cost, demand, dan competitive oriented pricing. Sedangkan currency adalah fair-based pricing. Dalam era yang serba transparan, dengan manfaat yang relatif sama, customers dapat menerima variasi harga, asalkan fair!

Secara tradisional, harga ditentukan dengan mempertimbangkan cost ditambah margin laba tertentu, baru kemudian didiskon ketika mau menghabiskan stok (cost oriented pricing). AirAsia melakukan hal yang sebaliknya, harga murah dulu, baru kemudian naik sesuai dengan kebutuhan. Harga murah diperlukan untuk dapat connect dengan customers. Bila connectivity telah terjadi, selanjutnya tergantung bagaimana “memainkan” currency sehingga cost dan profit margin dapat terpenuhi. Diyakini bahwa price dan currency memiliki tingkat risiko yang sama dalam kegagalan pricing. 

Price menerapkan model one-to-many, sedangkan currency lebih kepada many-to-many, yang tercermin dalam proses connectivity. Pergerakan currency sangat dipengaruhi oleh aktivitas komunitas. Ada hal lain yang diperoleh: conversation (promotion pada 4P). Customers yang menikmati harga murah akan “membela” AirAsia sebagai Low Cost Carrier.

Diulas oleh : Hermawan Kartajaya
Jawa Pos, Sabtu 13 Oktober 2012

No comments:

Post a Comment