www.flightglobal.com |
Secara tradisional, harga ditentukan dengan
mempertimbangkan cost ditambah margin laba tertentu, baru kemudian didiskon
ketika mau menghabiskan stok (cost
oriented pricing). AirAsia melakukan hal yang sebaliknya, harga murah dulu,
baru kemudian naik sesuai dengan kebutuhan. Harga murah diperlukan untuk dapat connect dengan customers. Bila connectivity
telah terjadi, selanjutnya tergantung bagaimana “memainkan” currency sehingga cost dan profit margin
dapat terpenuhi. Diyakini bahwa price
dan currency memiliki tingkat risiko yang sama dalam kegagalan
pricing.
Price menerapkan
model one-to-many, sedangkan currency
lebih kepada many-to-many, yang tercermin
dalam proses connectivity. Pergerakan
currency sangat dipengaruhi oleh
aktivitas komunitas. Ada hal lain
yang diperoleh: conversation (promotion pada 4P). Customers yang menikmati harga murah akan “membela” AirAsia sebagai
Low Cost Carrier.
Diulas oleh : Hermawan Kartajaya
Jawa Pos, Sabtu 13 Oktober 2012
No comments:
Post a Comment