Kita
pasti pernah tau yang namanya cambuk. Cambuk adalah suatu alat yang
dipergunakan untuk memacu atau menjalankan kendaraan yang digerakkan oleh
hewan. Salah satu kendaraan yang menggunakan cambuk sebagai alat pemacunya
adalah delman/andong/dokar, atau beragam nama lainnya. Namun
yang akan kita bicarakan pada tulisan kali ini bukanlah cambuk yang
dipergunakan oleh pak kusir atau joki kuda. Tapi cambuk yang kita bicarakan ini
adalah suatu efek atau keadaan yang terjadi dalam sebuah rantai suplai (supply
chain)
Bullwhip
effect (atau efek cambuk) adalah suatu keadaan yang terjadi dalam rantai
suplai dimana permintaan dari customer mengalami perubahan (distorsi).
Perubahan tersebut mengakibatkan serangkaian efek yang akan mengacaukan rantai
suplai.
Idealnya
suplai dari produsen ke konsumen akan berjalan dengan lancar meskipun melalui
berapa tahapan. Misalkan dari produsen sesudah barang jadi diproduksi dikirim
ke gudang, kemudian dari gudang dilanjutkan disebar ke distributor, setelah
dari distributor barulah akan disebarkan ke penjual eceran (retail), dan
terakhir akan diterima ketangan customer (pembeli). Permasalahan baru
akan terjadi ketika, hasil penjualan suatu periode dijadikan referensi untuk
rencana produksi diwaktu yang akan datang. Padahal pada kenyataannya,
permintaan dari customer terus berubah-ubah. Ketidakpastian permintaan customer
inilah yang menjadi penyebab utama bullwhip effect.
Akibat
yang akan terjadi pada awalnya adalah kesalahan dalam memproduksi jumlah
barang. Pada satu sisi ketika barang yang diproduksi jumlahnya berlebih, maka
yang akan terjadi adalah penumpukan barang. Setiap penumpukkan barang akan
mengakibatkan penambahan biaya penyimpanan (storage) yang tentunya ini
akan menjadi kerugian biaya tersendiri. Belum lagi jika selama penyimpanan ada
barang yang mengalami kerusakan atau defect. Begitu pula sebaliknya,
jika barang yang diproduksi terlalu sedikit, atau kurang dari kebutuhan customer,
maka akan didapatkan kerugian kehilangan kesempatan menjual barang kepada customer.
Jika produk yang kita jual jenisnya adalah yang unik dan tidak memiliki pesaing
mungkin kita bisa mempertahankan pelanggan. Namun jika produk yang kita jual
juga ada pesaing lainnya yang menjual produk serupa, maka akan ada kemungkinan
customer kita akan berpindah ke penjual lainnya, yang tentu saja ini adalah suatu
bentuk kerugian tersendiri, kehilangan pelanggan.
Penumpukan
barang adalah salah satu kasus awal, dan yang terakhir adalah menghilangnya
pelanggan, bayangkan jika kedua keadaan ini terjadi secara bersamaan. Yang akan
terjadi adalah kekacauan dari rantai suplai dan usaha yang kita miliki,
sudahlah barang kita banyak menumpuk, eh ternyata yang mau membeli tidak ada.
Akan sangat fatal akibat yang terjadi. Bisa-bisa usaha kita hancur jadinya.
No comments:
Post a Comment